Umumnya kalimat itu terucap ketika anak kecil ditanya mengenai cita-cita. Ya, tidak mengherankan sih, soalnya profesi dokter sejak pernah menjadi impian banyak orang. Daya tarik utama dari profesi ini adalah perannya sebagai penolong dan miliki kesan heroik. Sekalipun demikian, perjalanan untuk menjadi dokter itu tidak enteng lho, Quipperian! Diperlukan mental yang kuat, ketekunan, dan kesabaran ekstra untuk mewujudkannya. Bayangkan saja, waktu yang anda butuhkan untuk mampu menjadi dokter umum tidak cukup lebih 5,5 tahun dan waktu yang anda butuhkan untuk mampu menjadi dokter spesialis tidak cukup lebih 4 tahun.

Hmm, terhadap rentan waktu yang sepanjang itu kira-kira apa saja yang dikerjakan calon dokter ya? Untuk mengetahui perihal tersebut, selanjutnya adalah gambaran tahapan kuliah kedokteran yang bakal anda jalani, merasa dari memilih jurusan hingga dengan capai gelar dokter spesialis yang dikatakan salah satu jasa referat kedokteran.


Tahapan Kuliah Kedokteran

Setidaknya ada 7 tahapan yang harus anda lalui hingga selanjutnya menjadi seorang dokter spesialis, antara lain:

  1. Lulus SMA Jurusan IPA
    Yupp, untuk menjadi seorang dokter, anda udah harus merencanakannya sejak di SMA dengan memilih jurusan IPA. Tepatnya sejak terbitnya Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Dalam ketentuan selanjutnya disebutkan bahwa seleksi masuk cuma mampu diikuti oleh lulusan SMA atau yang sederajat dengan jurusan ilmu ilmu alam (IPA) dengan syarat tidak buta warna, sehat jasmani dan mental dan juga bebas narkoba.

Namun, buat anda yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang kesegaran layaknya Farmasi, Keperawatan, dan Kimia Analis, peluang mendaftar ke Fakultas Kedokteran tetap terbuka. Misalnya saja, anda mampu mendaftar ke Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA).

  1. Kuliah S1 Kedokteran
    Setelah merampungkan pendidikan di tingkat SMA jurusan IPA atau SMK bidang kesegaran dinyatakan lulus, berikutnya anda harus mendaftar di Program Studi Pendidikan Dokter jenjang S1. Ada perbedaan sistem kuliah S1 Kedokteran dengan jurusan lainnya, yaitu sistem kuliah S1 Kedokteran menggunakan sistem blok. Penggunaan sistem blok ini tidak terlalu mungkin bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang menginginkan diprogramkan terhadap semester tersebut, melainkan komponen mata kuliahnya udah terprogram di tiap tiap bloknya.

Jadi, nilai yang ada bersifat nilai akhir blok yang terintegrasi terhadap lebih dari satu mata kuliah, supaya bila blok selanjutnya yang dijalani gagal (tidak memenuhi nilai batas lulus) maka harus ulangi blok tersebut. Sekalipun terkesan berat, tapi pemanfaatan sistem blok mampu lebih menjamin mahasiswa merampungkan studinya tepat waktu.

Selain itu, mahasiswa Jurusan Kedokteran termasuk tidak mengenal ujian mid semester atau ujian akhir semester, tapi ujian bakal dikerjakan di pertengahan blok dan di akhir blok, di mana lamanya tiap tiap blok sekurang-kurangnya 4 minggu. Adapun lebih dari satu ujiannya adalah:

Ujian tercantum menggunakan Computer Based-Test (CBT) yang dikerjakan tiap tiap pertengahan blok dan di akhir blok. Jumlah soal terhadap pertengahan blok berjumlah 50 soal tetapi terhadap akhir semester berjumlah 100 soal.
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan bagian ujian yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan dan kompetensi mahasiswa kedokteran. Mahasiswa bakal ikuti ujian terhadap akhir semester 4 dan semester 7, kemudian bakal melalui lebih dari satu stasiun dengan style soal yang berbeda-beda.
Ujian Sidang Skripsi di semester 7.
Nah, setelah merampungkan seluruh urutan ujian dengan baik dan dinyatakan lulus, anda pun berhak menyandang gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) yang ditulis di belakang nama kamu. Ingat ya, tetap berstatus Sarjana Kedokteran!

  1. Program Profesi Dokter
    Setelah merampungkan program S1 Kedokteran, tahapan berikutnya adalah ikuti program profesi dokter atau yang biasa kami kenal dengan makna koas (dokter muda). Selama merintis program ini anda bakal diletakkan di tempat tinggal sakit yang berbeda-beda dan termasuk poli yang berbeda-beda.

Hal itu bukan berarti tanpa alasan ya! Tujuan utamanya supaya anda mampu mempelajari bermacam masalah yang ada, cocok dengan terhadap Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Untuk menegaskan anda udah menguasai kompetensi yang diharapkan, anda bakal diuji dengan lebih dari satu metode ujian layaknya mini clinical evaluation exercise (mini-CEX), OSCE, CBT, dan sebagainya. Bentuk ujiannya adalah anda bakal jalankan wawancara dan memeriksa pasien, kemudian menganalisis hasilnya untuk memperoleh diagnosis penyakit, dan meresepkan obat kepada pasien di hadapan para dokter penguji.

Karena program profesi dokter ini tetap merupakan bagian dari sistem studi, menjadi anda jangan berekspektasi sedikitpun soal gaji sekalipun anda udah terjun segera mendampingi dokter senior menangani pasien.

  1. Ujian kompetensi (Sertifikasi)
    Ujian kompetensi atau ujian sertifikasi merupakan ujian akhir yang harus anda lalui untuk capai gelar dokter. Ujiannya terdiri dari dua bagian yaitu Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) di tingkat fakultas dan di tingkat nasional . Bentuk ujiannya terdiri dari 2 style yaitu ujian teori kedokteran bersifat CBT dan ujian praktik keterampilan klinis bersifat OSCE.

Nah, setelah dinyatakan lulus ujian kompetensi ini, baru anda bakal mengucap sumpah profesi dokter dalam upacara wisuda. Dengan demikian, anda udah resmi menyandang gelar dokter (dr) di depan namamu.

  1. Internship
    Setelah berhasil capai gelar dokter mampu dibilang sistem studimu untuk hanya capai gelar selanjutnya udah selesai. Namun, gelar selanjutnya cuma bakal menjadi hiasan nama sebab anda belum diizinkan berpraktik sebagai dokter.

Agar mampu berpraktik sebagai dokter di tempat tinggal sakit, anda harus memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Dan untuk mendapatkannya, anda harus melalui jaman internship di pusat-pusat service kesegaran pemerintah yang ditunjuk oleh Kemenkes khususnya dahulu.

Selama jaman internship, anda udah bakal bekerja praktik secara profesional tapi tetap dalam pantauan dan pemberian dokter senior. Umumnya, jaman internship ini bakal anda tempuh sepanjang satu tahun hingga selanjutnya STR mampu terbit.

Oh ya, STR itu merupakan surat yang perlihatkan bahwa anda dianggap sebagai dokter dan boleh bekerja terhadap bermacam sarana kesegaran yang membutuhkan, tapi belum mampu membuka praktik mandiri. Agar mampu membuka praktik mandiri, ada satu dokumen lagi yang harus anda dapatkan yaitu Surat Izin Praktik yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kamu baru mampu memperoleh SIP setelah anda miliki STR.

  1. Praktik
    Tahapan ini memang bukanlah prasyarat spesifik untuk menuju tahapan berikutnya, tapi ini penting anda jalankan kecuali udah menjadi dokter umum. Dengan membuka praktik mandiri, anda mampu memperkaya diri dengan referensi mengenai situasi kesegaran penduduk dan isu-isu terkini yang berhubungan dengan kesehatan.
  2. Pendidikan spesialis
    Pendidikan spesialis dalam profesi kedokteran adalah program pilihan. Kamu tidak harus mengambil program ini kecuali cuma menginginkan menjadi dokter umum. Akan tetapi, kecuali anda tetap menginginkan mendalami ilmu kedokteran terhadap bidang tertentu, berarti anda harus lanjut terhadap pendidikan spesialis. Sangat barangkali ketertarikanmu terhadap ilmu kedokteran di bidang spesifik bakal timbul sepanjang merintis praktik mandiri yang disebabkan oleh interaksi dengan banyak pasien yang perlu penanganan khusus.

Program pendidikan dokter spesialis biasanya bakal anda tempuh sepanjang 4 hingga 6 tahun tergantung pilihan program spesialisasinya. Ada lebih dari satu pilihan dokter spesialis yang mampu anda pilih, antara lain Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD), Spesialis Anak (Sp.A), Spesialis Kandungan dan Ginekologi (Sp.OG), Spesialis Saraf (Sp.N), dan lain-lain.

Nah, hingga di sini udah memadai mengetahui ya layaknya apa tahapan kuliah kedokteran yang harus anda lalui hingga selanjutnya menjadi dokter spesialis? Jika demikian, anda termasuk udah harus mempersiapkan diri dan memilih kampus yang cocok untuk anda merintis kuliah kedokteran.