Dalam suatu perusahaan, sudah pasti memiliki budaya kerjanya masing-masing.

Umumnya, budaya selanjutnya tercipta dan diciptakan bersama tujuan sebabkan karyawan di dalamnya bisa bekerja secara produktif dan mencapai hasil yang diekspektasikan perusahaan.

Selain itu, budaya kerja merupakan suatu konsep yang bermanfaat untuk menata dan mengelola tingkah laku dan sebagai nilai kolektif, ketentuan, dan prinsip-prinsip dari para karyawannya.

Sebab, budaya kerja sendiri pun merangkap pertalian antar karyawan bersama beragam perihal di perusahaan tersebut.

Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia

Adanya budaya pekerjaan itu tergoda oleh beragam aspek, salah satu di antaranya adalah di mana atau lokasi dari perusahaan selanjutnya berdiri.

Mulai dari lokasi paling umumnya, layaknya negara, hingga ke area yang paling khusus.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa budaya kerja yang umum diterapkan terhadap perusahaan-perusahaan.

Meskipun tidak sama secara keseluruhan, tapi terdapat budaya kerja perusahaan yang umum diterapkan. Untuk memahami apa saja budaya tersebut, lihat dan cermati artikel ini bersama baik, ya.


Pengertian Budaya Kerja

Budaya kerja bisa didefinisikan sebagai suatu sistem yang berlandaskan keyakinan, nilai, dan norma yang dikembangkan dalam organisasi.

Tujuannya adalah untuk menjadi pedoman bagi anggota-anggotanya. Di mana budaya kerja ini termasuk diharapkan bisa menjadi jalur untuk mengatasi persoalan adaptasi eksternal maupun integrasi internal.

Tidak hanya pengertian di atas, budaya kerja pun bisa disimpulkan sebagai hasil asumsi atau program mental.

Nantinya, budaya kerja dapat bermanfaat untuk menambah efisiensi kerja dan pertalian antar manusia. DI mana terhadap perihal ini pertalian selanjutnya terjalin karena pekerjaan.

Contoh Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Indonesia sebetulnya memiliki sejumlah budaya kerja yang diterapkan terhadap tiap-tiap perusahaannya.


Berdasarkan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), terdapat empat tipe budaya kerja yang umum di perusahaan. Berikut ini empat tipe budaya kerja tersebut.

  1. Hierarchical Culture
    Pertama-tama, ada hierarchical culture yang mengacu terhadap struktur jabatan di suatu perusahan.

Oleh karena itu, jalannya perusahaan atau suatu praktek usaha mengacu terhadap control atasan, aturan, dan struktur yang berlaku. Selain itu, konsep lingkungan kerja pun diatur menjadi resmi demi tercapainya stabilitas.

Perusahaan yang kendalinya dipegang penuh oleh para pejabat tinggi biasanya didasari oleh penilaian bahwa mereka memiliki pengalaman dan kemampuan yang mumpuni.

Jika budaya ini bisa dilakukan bersama tepat dan sebagaimana mestinya, maka produktivitas dan visi perusahaan bisa tercapai.

  1. Adhocracy Culture
    Kedua adalah budaya adhocracy culture. Budaya kerja ini berlandaskan terhadap kekuatan dan kreativitas para karyawannya dan bersama begitu dapat tercipta lingkungan yang dinamis dan juga kreatif.

Para pemimpin dan karyawan diharapkan bisa berperilaku sebagai sosok inovator yang berani untuk mengambil alih risiko hingga memacu karyawan lainnya untuk melakukan tindakan demikian.

Selain itu, kualitas paling utamanya didasari oleh inovasi dan termasuk eksperimen yang diikuti bersama kebebasan untuk tiap-tiap individu.

Karyawan yang diberi kebebasan untuk banyak berinovasi nantinya dapat membuahkan sesuatu yang baik.
Seperti jikalau di jaman depan berjalan kompetisi bersama perusahaan lain, maka perusahaan yang menerapkan adhocracy culture ini bisa selamanya bertahan dengan peraturan perusahaan.

Oleh karena itu, budaya kerja di perusahaan selanjutnya haruslah meyenangkan, pegembangan yang berkelanjutan, terdapat suatu standar, bisa mengantisipasi kebutuhan dan bisa mendapatkan solusi yang kreatif.

  1. Clan Culture
    Berikutnya adalah clan culture yang menitikberatkan terhadap faktor kolaborasi.

Perusahaan yang menerapkan budaya ini condong berasumsi para karyawannya sebagai satu keluarga dalam menjalin hubungan.
Dengan begitu, prinsip dan nilai-nilai layaknya team work, komunikasi, dan musyawarah bisa terjalin bersama mudah.

Selain itu, budaya kerja yang demikian ini memiliki strategi untuk menambah kualitas perusahaan bersama pembentukkan tim, keterbukaan komunikasi, pengembanagan produktivitas karywan dan termasuk pemberdayaan para karyawannya.

  1. Market Culture
    Terakhir, ada market culture. Budaya kerja yang satu ini secara simple bisa dianggap sebagai yang paling agresif.

Sebab, terjadinya penghambatan sistem pembelajaran untuk karyawan terlampau dimungkinkan terjadi.
Persaingan tidak hanya berjalan di antar perusahaan yang masih satu industri, tapi termasuk di pada para karyawan dalam perusahaan tersebut.

Selain itu, karyawan dituntut untuk menyempurnakan visi perusahaan bersama kondisi performa yang sulit untuk dicapai.

Faktanya, tuntutan performa sebetulnya bisa menjadi motivasi untuk karyawan bisa berprestasi.

Namun, jikalau terlampau banyak kritik dan pendapat yang tidak kudu justru dapat mengundang pengaruh yang sebaliknya. Budaya kerja pun menjadi tidak sehat dan karyawan dapat menjadi tidak produktif dan juga tidak jujur.