Utsman Bin Affan dikenal dengan sifat pemalunya, sedangkan Abu Bakar tampak sebagai sahabat yang jujur dan Umar bin Khattab tampak sebagai sahabat yang tangguh dan tak kenal takut.

Dan sifat ini sering ia tunjukkan dalam berbagai situasi, salah satunya adalah seruan jihad dalam pengabdian kepada Allah swt, yang membuat Utsman bin Affan merasa terhina untuk tetap tinggal di rumah.

Bahkan ketika pemberontak mengepung Utsman Bin Affan ra. dan meminta agar dia melepaskan pakaian kekhalifahannya, Utsman menolak dengan keras, mengklaim bahwa dia akan malu jika dia melakukannya, yang berarti bahwa dia tidak dapat mempertahankan apa yang telah diberikan Nabi kepadanya.

Demikian pula, setelah Umar bin Khattab meninggal dan orang-orang berkumpul di masjid untuk memilih khalifah berikutnya, Utsman muncul mengenakan jubah dan menutupi kepalanya.

Dermawan

Sifat ini membuat Utsman sangat disegani karena selain kaya raya, ia tidak segan-segan membagikan hartanya kepada orang yang membutuhkan, yang sulit ditiru oleh teman-temannya yang lain.

Demikian pula, ketika Mekah ditaklukkan dengan damai, Utsman bin Affan, dengan ketulusan dan kesiapannya, membeli sebuah rumah di dekat Masjidil Haram seharga 10.000 dinar, yang kemudian ditambahkan ke masjid.

peduli

Betapa langkanya sosok Utsman di zaman kita ini, selain kaya raya, dermawan, dan tentu saja memiliki kepedulian dan kekhawatiran yang tinggi, atau perhatian terhadap lingkungan sekitarnya.

Hal ini ditunjukkan dengan kepiawaiannya dalam melepaskan budak, terutama jika budak tersebut adalah seorang Islamis atau ingin masuk Islam.

Kekhawatiran ini dirasakan oleh semua orang di sekitar Utsman bin Affan, bahkan para asistennya.

Ketika Utsman marah, dia mencubit telinga pelayannya, membuat pelayan itu kesakitan; ketika dia menyadari apa yang telah dia lakukan, dia merasa menyesal dan berkata, “Aku hanya mencubit telingamu, tolong balas aku.”

Kenyataannya, pernah ada seruan untuk memperjuangkan Islam, dan Nabi melarang Utsman bin Affan datang karena istrinya sedang sakit, meskipun nyawanya tidak bisa diselamatkan pada akhirnya.

Sehingga tampaknya kepedulian Utsman bin Affan terhadap sesama, baik kerabat maupun hamba dan budak, tidak lagi terselubung.