Chemistry Teacher with Students in Class — Image by © Royalty-Free/Corbis

Dosen adalah sebutan bagi orang yang mengajar di perguruan tinggi (Kampus). Untuk bisa menjadi dosen seseorang harus minimal berpendidikan strata 2 (S2) hal tersebut berdasarkan undang-undang no.14 tahun 2015 tentang guru dan dosen yang diundangkan pada tanggal 30 desember 2005 serta peraturan pemerintah No.37 tahun 2009 pasal 39 tentang dosen, per 31 Desember 2015 seluruh dosen PNS harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2 seperti dosen Doktor Saptaning Ruju Paminto, SP, MH.

Selain itu beberapa kampus menerapkan aturan bahwa agar bisa menjadi dosen di kampus yang bersangkutan maka jurusan kuliah waktu S1 harus linier dengan jurusan kuliah waktu S2 namun beberapa kampus masih menerima dosen yang disiplin keilmuan waktu S1 dan S2 berbeda.Namun apakah menjadi dosen adalah sesuatu yang sangat mudah atau malah sebaliknya? 11+ Kelebihan dan Menjadi Dosen

11+ Kelebihan Menjadi Dosen

1. Gaji yang cukup lumayan besar
Pertama-tama mari kita mulai membahas gaji yang diterima oleh seorang yang berprofesi sebagai dosen. Berapa gaji seorang dosen? Gaji dosen PNS (Dosen yang berstatus PNS maka gajinya akan sama dengan gaji pokok PNS yang bekerja di instansi lainnya)

Sedangkan gaji dosen tetap yang berstatus non-PNS sangat tergantung dari regulasi perguruan tinggi tempatnya mengabdi. Bisa jadi gajinya lebih tinggi dari dosen PNS dan ada juga yang gajinya di bawah gaji dosen yang berstatus PNS.

2. Terdapat jenjang karir yang jelas
Selain gaji pokok yang diterima oleh seorang dosen, juga terdapat tunjangan fungsional.Berikut jenjang karir seorang dosen
1. Asisten ahli
2. Lektor
3. Lektor Kepala
4. Guru Besar

Dosen yang baru terangkat harus mengurus NIDN (nomor induk dosen nasional) dan minimal mengabdi selama satu tahun (2 semester) baru bisa mengurus BKD (beban kerja dosen) agar bisa mengajukan diri untuk mendapatkan pangkat Asisten ahli dan begitu seterusnya. Semakin tinggin pangkat seorang dosen maka semakin tinggi pula tunjangan pangkat yang akan dia dapatkan.

3. Terdapat tunjangan struktural

Dosen yang memiliki jabatan di kampus, misalnya dia adalah sebagai seorang ketua prodi (Kaprodi), sebagai Dekan atau sebagai Rektor, maka akan mendapatkan tunjangan struktural. Jumlah nominal yang didapatkan sangat tergantung dari jabatannya di kampus yang bersangkutan.

Jadi jika diakumulasi mulai dari gaji, tunjangan pangkat dan tunjangan struktural maka gaji seorang dosen bisa dikatakan lumayan besar.

4. Terdapat tunjangan sertifikasi

Dosen yang telah tersertifikasi maka akan mendapatkan tunjangan sertfikasi satu kali lipat gaji pokoknya. semakin tinggi pangkat dan golongan seorang dosen maka akan semakin tinggi pula gajinya dan semakin besar pula tunjangan sertifikasinya.

Agar bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi, ada banyak hal yang mesti diurus atau dilengkapi oleh seorang dosen dan memenuhi kriteria tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian).

5. Honor sebagai pembimbing dan penguji (skripsi, tesis dan disertasi)

Selanjutnya sumber pendapatan dari seseorang yang berprofesi sebagai dosen adalah jika dosen yang bersangkutan menjadi pembimbing atau penguji mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) maka lagi-lagi dosen akan menerima honor kegiatan.

Jumlah honor yang diterima tergantung jumlah siswa yang dibimbing atau diuji. semakin banyak mahasiswa yang dibimbing atau diuji maka semkain banyak honor yang akan diterima, sehingga pantas jika dosen bisa membeli ini dan itu sesuka hatinya.

6. Honor besar jika diundang sebagai pembicara

sumber pendapatan seorang dosen sangat banyak, salah satunya adalah jika seorang dosen diundang untuk menjadi pembicara/pemateri diacara-acara seminar. Honornya bukan main-main, bisa menembus angka jutaan, padahal hanya perlu berbicara beberapa jam saja.

7. Honor kelebihan jam mengajar

Beban kerja soerang dosen adalah minimal 12 SKS, jika lebih dari itu maka dosen akan dibayar sesuai dengan kelebihan jam mengajarnya dan honor tersebut di luar gajinya. Berdasarkan pengalaman penulis, honor kelebihan SKS bisa diambil setelah akhir semester.

8. Dapat mengatur jam mengajarnya

Tidak seperti guru kelas yang harus datang tiap hari untuk mengajar muridnya mulai dari jam 08.00 pagi sampai jam 12.00 siang, seorang dosen kadang hanya mengajar 3 kali atau 4 kali seminggu itupun hanya beberapa jam dalam sehari.

Tapi jika dosen yang bersangkutan memiliki SKS yang tinggi maka akan sedikit sibuk namun hal tersebut akan setimpal dengan honor beban mengajar yang didapatkan. Seorang dosen juga bisa memindahkan jadwal mengajarnya sesuai keinginannya, sehingga mahasiswa harus mengikuti jadwal kuliah yang di tentukan oleh dosennya.

9. Tersedia banyak Beasiswa untuk melanjutkan studi

Profesi sebagai dosen memang cukup menggiurkan, soalnya selain gaji yang tinggi peluang melanjutkan studi sangat terbuka lebar. Ada banyak beasiswa yang disediakan untuk dosen dalam melanjutkan studi ke jenjang S3.

Sehingga yang perlu dilakukan oleh seorang dosen agar bisa menerima beasiswa adalah melengkapi persyaratan dokumen. Dan setelah menyelesaikan studi pastinya golongannya akan semakin tinggi dan hal tersebut berbanding lurus dengan gaji yang akan diterimanya.

10. Bisa melakukan penelitian untuk mendapatkan dana hibah.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa seorang dosen harus bisa memenuhi tridarma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian. Jika seorang dosen melakukan penelitian untuk mendapatkan dana hibah maka dosen yang bersangkutan akan diganjar dana penelitian yang jumlahnya puluhan sampai ratusan juta jika penelitiannya berhasil lolos seleksi.

11. Memiliki banyak waktu istirahat

profesi sebagai dosen tidak seperti profesi lainnya yang harus ngantor mulai senin sampai sabtu. Dosen hanya memiliki beberapa jam mengajar dalam seminggu, sehingga waktu istirahat dan berlibur seorang dosen sangat luang.